1. Pengertian Etika dan Hacker
Sebelum membahasa etika profesi hacker apakah kalian tahu apa kode etik profesi atau yang lebih sering kita dengar dengan etika profesi itu? Jadi kata etik atau (etika) itu berasal dari kata “ethos” (yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Sedangkan peretas atau yang lebih kita kenal dengan istilah “hacker” (inggris) ialah orang yang mempelajari, menganalisis, memodifikasi, menerobos masuk ke dalam komputer dan jaringan komputer, baik untuk keuntungan atau dimotivasi oleh tantangan.
2. Sejarah
Istilah hacker muncul pada awal tahun 1960-an di antara para anggota organisasi mahasiswa Tech Model Railroad Club di Laboratorium Kecerdasan Artifisial Massachusetts Institute of Technology (MIT), kelompok mahasiswa tersebut merupakan salah satu perintis perkembangan teknologi komputer. Sebelumnya “hacker” pertama kali sebenarnya muncul dengan arti positif yaitu untuk menyebut seorang anggota yang memiliki keahlian dalam bidang komputer dan mampu membuat program komputer yang lebih baik daripada yang telah dirancang bersama. Namun pada tahun 1983, istilah hacker mulai berkonotasi negatif. Karena, pada tahun tersebut untuk pertama kalinya FBI menangkap kelompok kriminal komputer The 414s yang berbasis di Milwaukee, Amerika Serikat. 414 merupakan kode area lokal mereka. Kelompok yang kemudian disebut hacker tersebut dinyatakan bersalah atas pembobolan 60 buah komputer, dari komputer milik Pusat Kanker Memorial Sloan-Kettering hingga komputer milik Laboratorium Nasional Los Alamos. Satu dari pelaku tersebut mendapatkan kekebalan karena testimonialnya, sedangkan 5 pelaku lainnya mendapatkan hukuman masa percobaan.
Kemudian muncul kelompok lain yang menyebut-nyebut diri sebagai hacker, padahal bukan. Mereka ini (terutama para pria dewasa) yang mendapat kepuasan lewat membobol komputer dan mengakali telepon (phreaking). Peretas sejati menyebut orang-orang ini cracker dan tidak suka bergaul dengan mereka. Hacker sejati memandang cracker sebagai orang malas, tidak bertanggung jawab, dan tidak terlalu cerdas. Hacker sejati tidak setuju jika dikatakan bahwa dengan menerobos keamanan seseorang telah menjadi Hacker. Hacker memiliki konotasi negatif karena kesalahpahaman masyarakat akan perbedaan istilah tentang hacker dan cracker. Banyak orang memahami bahwa hackerlah yang mengakibatkan kerugian pihak tertentu seperti mengubah tampilan suatu situs web (defacing), menyisipkan kode-kode virus, dan lain-lain, padahal mereka adalah cracker. Cracker-lah menggunakan celah-celah keamanan yang belum diperbaiki oleh pembuat perangkat lunak (bug) untuk menyusup dan merusak suatu sistem. Atas alasan ini biasanya para peretas dipahami dibagi menjadi dua golongan: White Hat Hackers, yakni hacker yang sebenarnya dan cracker yang sering disebut dengan istilah Black Hat Hackers.
3. Kode Etik Hacker
1. Di atas segalanya, hormati pengetahuan & kebebasan informasi.
2. Memberitahukan sistem administrator akan adanya pelanggaran keamanan/lubang di keamanan yang anda lihat.
3. Jangan mengambil keuntungan yang tidak fair dari hack.
4. Tidak mendistribusikan & mengumpulkan software bajakan.
5. Tidak pernah mengambil risiko yang bodoh
6. Selalu mengetahui kemampuan sendiri.
7. Selalu bersedia untuk secara terbuka/bebas/gratis memberitahukan & mengajarkan berbagai informasi & metode yang diperoleh.
8. Tidak pernah meng-hack sebuah sistem untuk mencuri uang.
9. Tidak pernah memberikan akses ke seseorang yang akan membuat kerusakan.
10. Tidak pernah secara sengaja menghapus & merusak file di komputer yang diretas.
11. Hormati mesin yang diretas, dan perlakukan dia seperti mesin sendiri.
Sekian :v
0 komentar:
Posting Komentar